Jadi...
Selamat berjumpa lagi pada pertemuan ke sekian, yang bisa dihitung oleh jari.
Saya sedang terengah-engah mengejar seorang staff yang berada pada ujung kampus.
Sedang kamu sedang gagahnya duduk berdiam diri di taman Hipokrates.
Dua mata yang seharusnya tidak ditakdirkan bertemu.
Seperti biasa, kamu yang selalu bisa membaca keadaan bangkit dari peraduan dan berjalan bersamaku.
Tapi tidakkah kau lihat bahwa nafasku sedang terombang ambing?
Tidakkah kau tahu bahwa hatiku sedang gugup berjelantahan melawan perasaan yang saya tidak tahu apa?
Riuh mata cokelatmu tumpah di tengah deru air yang berjatuhan
Pemilik perawakan yang menenangkan, ayo bertemu lagi.
Tumpahkan senyum itu hingga saya jatuh sejatuh-jatuhnya.
Makassar, Agustus 2017
Selamat berjumpa lagi pada pertemuan ke sekian, yang bisa dihitung oleh jari.
Saya sedang terengah-engah mengejar seorang staff yang berada pada ujung kampus.
Sedang kamu sedang gagahnya duduk berdiam diri di taman Hipokrates.
Dua mata yang seharusnya tidak ditakdirkan bertemu.
Seperti biasa, kamu yang selalu bisa membaca keadaan bangkit dari peraduan dan berjalan bersamaku.
Tapi tidakkah kau lihat bahwa nafasku sedang terombang ambing?
Tidakkah kau tahu bahwa hatiku sedang gugup berjelantahan melawan perasaan yang saya tidak tahu apa?
Riuh mata cokelatmu tumpah di tengah deru air yang berjatuhan
Pemilik perawakan yang menenangkan, ayo bertemu lagi.
Tumpahkan senyum itu hingga saya jatuh sejatuh-jatuhnya.
Makassar, Agustus 2017