Senin, 05 Februari 2024

Bilik ingatan

——

Begitu kurang ajarnya ruang bernama ingatan itu. Ia berlari menggedor pintu bernama perasaan. Ia mengejar masuk dari sela sela bilik duka. Ia menjanji bahagia bernama dosa, ia menawar kelu menjadi sebuah asa. Padahal ia sudah mati oleh waktu, tapi keadaan memanggil lagi ia untuk hidup.


Dalam bilik ingatan ini, ada duka yang meraung ingin dikenang lagi. ada perpisahan yang ingin mereka rayakan sekali lagi. Kata mereka, di dalamnya pernah ada rumah yang pernah aku cintai sebegitu dalamnya. Rumah—yang kau tahu—di pekarangannya mengalir sungai cita dan bunga-bunga yang mekar. Mereka rupanya cinta yang pernah aku pupuk dengan kesabaran. Mereka ternyata setia yang pernah aku sirami dengan tabah.


Dalam bilik ingatan ini, masih ada kamu yang tidak pernah asing, berdiri tegap meratapi seluruh sudut ingatan. Masih ada rasa yang jelas aku kenali setiap lekuk wajahnya. Masih ada aku yang bersembunyi di balik tirai dosa bernama kenangan, berlagak mengampuni rasa yang seharusnya sudah lenyap ditelan memori.


Pada bilik ingatan ini, biarkan aku mengunci dan menutup pintu rapat-rapat. Agar tidak ada lagi yang mencuat melucuti angan. 


 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar