Kamu bagiku adalah selembar kertas yang aku tenun dengan ribuan sajak, namun dengannya ia basah sebab sibuk membasuh seluruh air yang tumpah pada pelupuk mataku.
Kamu bagiku adalah deburan ombak yang asin dan perih. Datang tanpa izin dengan cipratan amarah namun mampu menenggelamkanku pada satu titik ingatan lampau.
Kamu bagiku putaran waktu tanpa nyawa. kamu detik yang tidak berdetak. Kamu raga tanpa jiwa.
Sementara aku,
aku budak ingatan yang memintamu
untuk terus hidup.
0 komentar:
Posting Komentar