Selasa, 21 Juli 2020

Keterkaitan

sejak blog ini ada.. kontennya bervariasi. bisa isi pikiran, isi perjalanan, isi lawakan, tergantung mood saya. tapi setelah saya mengulasnya dengan seksama, blog ini ternyata sudah berubah menjadi penyalur isi pikiran saya secara utuh. pikiran yang menjelma perasaan kemudian bermetamorfosis lagi menjadi kata. rasanya, tidak enak jika terus menerus menjadi lemah oleh masalah. tapi bukankah ini yang menjadikan kita seorang manusia?

terkadang, apalagi sejak kuliah, saya merasa malu jika harus sedih. apalagi soal cinta dan perasaan. saya malu jika memiliki masalah. tapi sesampainya menjadi koas, saya mengerti bahwa masalah itu memanusiakan. setiap hari kita memiliki masalah. sampai saya terjerumus kepada toxic positivity dan menjadikan saya merutuki diri terus terusan hampir setiap hari. merasa depresi oleh keadaan. merasa tidak siap menghadapi hari setiap paginya. merasa insecure. merasa hidup seperti bipolar karena mood berubah drastis, pikiran kacau, hati ingin menangis, dan seperti ingin berteriak lelah setiap hari. ketakutan.

saya sering bergelut dengan perasaan. istilahnya, saya seperti sedang berputar mengitari hal hal ini saja. apalagi, cinta. perlahan saya harus memulai dengan penerimaan. karena ini, merupakan hak prerogatif saya sebagai manusia. dibanding menganggap konsen ini sebagai sebuah kutukan, mengapa tidak saya anggap saja ini sebagai pemberian? pemberian yang baik. suatu keberkahan. karena yang saya pikir, tidak semua orang paham dengan cinta, dengan perasaan mereka sendiri, seperti tidak semua orang memahami matematika. oleh karenanya saya ingin menjadi salah satu yang selalu ada, bagi mereka tipikal orang seperti saya, dan untuk orang lain yang berpikir bahwa cinta dan perasaan itu hal yang tabu.

saya sering terkait dengan beberapa hal, yang saya pikir pertanda dari Allah. tapi tidak pernah jelas apa maknanya. berawal dari hubungan saya di masa sma, yang mungkin menjadi batu loncatan saya untuk sampai di detik ini. Maha Kuasa Allah dengan segala petunjukNya, menuntun hati saya untuk memimpikan bapak dari teman saya ini 3 hari berturut turut sebelum pemilihan jurusan. tidak sampai disitu, sayapun dipersatukan bersama sepupu dari teman saya ini dalam satu posko KKN. diantara ribuan kemungkinan yang ada. sampai pada detik inipun, melalui beberapa acara dan event, saya seringkali dipertemukan secara tidak sengaja dengan kedua orang tua teman saya ini. bukan hanya satu dua kali, namun berkali kali. Yang entah saya pikir, mungkin ini pertanda bahwa ia adalah jodoh saya. namun, bukan ternyata.

kali kedua, terjadi ketika saya merajut hubungan dengan seseorang lain . ketika saya melihat dia, saya melihat diri saya sendiri, secara utuh. pernahkah kalian membayangkan, ketika kalian bertemu seseorang dalam satu lirikan mata kalian bisa mengerti pikiran dan perasaan yang ada pada diri mereka, tanpa berbicara satu sama lain? seperti itu kira-kira yang saya rasakan. saya selalu merasa sulit dimengerti oleh orang-orang, tapi tidak dengan orang ini. juga, hubungan keluarga dari dosen pembimbing skripsi saya, secara langsung. bagaimana tidak jika saya berpikir bahwa ini seperti, takdir? tidak sengaja terkait dan tinggal pada satu tempat selama 49 hari. sampai detik inipun, saya selalu merasa beberapa ketidaksengajaan seperti ingin menjelaskan sebuah keterkaitan yang kita miliki. meski pada akhirnya, saya tahu kita tidak bisa bersama oleh karena dinding-dinding yang oleh saya tidak begitu kuat untuk ia tempuh lebih jauh. perbedaan ragam status sosial, dan budaya. juga soal penerimaan.

Keterkaitan, kebetulan yang berulang. tidakkah kalian berpikir bahwa ini sebuah pertanda? atau hanya sebuah kebetulan. pun sampai sekarang, saya selalu berpikir, benar bahwa terkadang saya harus selalu acuh terhadap hal-hal ini, karena dalam hidup pun, saya menyaksikan beberapa orang masih beraktivitas bersama, mereka pernah saling mencintai namun tidak satu atap, dan hal itu tidak berarti apa apa bagi mereka. satu kebetulan yang menggait kebetulan lainnya, tidak harus selalu berujung takdir, ternyata.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar