Selasa, 11 Agustus 2020

Keputusan

siapa sih yang ga pernah ambil keputusan dalam hidup. semua orang pernah kan ya. termasuk kamu yang lagi baca ini, atau pun diri saya sendiri. semakin tua, semakin banyak keputusan yang harus diambil dalam hidup guna melanjutkan kehidupan. karena hidup penuh dengan pilihan pilihan yang rumit tapi harus segera dilaksanakan, because, time doesnt wait.

tidak apa apa, jika satu hari kamu pernah berpikir beberapa kemungkinan bisa terjadi jika kamu tidak berada di titik ini. karena kita juga manusia yang dianugerahi akal dan pikiran. adalah wajar ketika kita menerka-nerka kemungkinan, tapi tidak menyesali pilihan apapun yang pernah kita buat dalam hidup, asal tidak bertolak belakang dengan prinsip kita. asal tidak merugikan banyak orang. asal buat kita nyaman.

pun dengan saya sendiri. seperti halnya tidak pernah menyesali diri tidak menjadi dokter umum. bukan, maksud saya tidak mengambil ujian lagi di tahun kedua setelah saya kuliah di fkg. meski kemauan saya masih sangat besar menjadi seorang dokter umum. sampai detik ini, ketika saya hampir menyelesaikan studi di fkg. tapi yang selalu saya pikir yakni, kalaupun rezekiku adalah sebagai dokter umum, pasti Allah sudah lebih dulu menggerakkan hati saya sekuat mungkin untuk berpindah. tapi ternyata tidak begitu.

tidak apa-apa, jika setelah pengambilan keputusan besar kita merasa sedih harus meninggalkan beberapa hal di belakang. saya pun. dalam hidup saya tidak pernah ingin merasa menyesal akan beberapa hal yang sudah saya putuskan. sehingga saya begitu teliti dalam memilih. way too picky, even little thing. oleh karenanya, misalnya, dalam hubungan saya tidak pernah mau meninggalkan duluan, jadi saya lebih memilih ditinggalkan. tapi nyatanya, untuk pemilihan keputusan kali ini saya merasa benar benar kuat untuk meninggalkan dan memilih pilihan yang insyaaAllah tepat. karena sudah saatnya berbenah, sudah saatnya memulai lembaran baru.

kunci dari segala hal setelah pengambilan keputusan, yakni berserah dan menerima. karena manusia memang terbatas. saya tidak pernah meragukan Allah dalam doa saya, karena sebelum lulus SMA bahkan setahun sebelumnya, lebih dari lima kali sehari saya mendayu doa untuk bisa duduk di FK nyatanya Allah menempatkan saya di fakultas sebelah. begitupun dengan perasaan, saya berdoa dengan nama yang sama bertahun tahun, tapi beruntungnya doa saya semuanya dijawab dengan hal-hal baik. semuanya hanya persoalan penerimaan.

hingga pada suatu fase kritis hidup saya kemarin, saya membaca suatu postingan seseorang. Ali bin Abi Thalib berkata "saya berbahagia jika doa saya dikabulkan, namun saya lebih berbahagia lagi ketika doa saya tidak dikabulkan, hal itu berarti Allah yang telah memilihkannya untukku"
Share:

Selasa, 04 Agustus 2020

4th of August

as this is going to be my last birthday being single.. gue pengen nulis a super special writing right here. diawali dari mellow pagi pagi karena mikir gue udah mau nikah. satu keputusan besar yang pikirnya tidak semudah ini gue putuskan dalam hidup. it was just like, gue mau tidur siang apa nggak?jawabannya ya pasti tidur. kayaak gitu kira kira.

bagi gue pernikahan adalah fase yang luar biasa dalam hidup. meskipun sejak kecil gue impiannya nikah. bahkan dari pertama gue pacaran sama pacar pertama gue yang hanya berumur kacang hijau (aka 1 bulan) gue dreaming out of marriage. this is a sincere wish. dari satu tempat ke persinggahan ke persinggahan yang lain, karena in doing everything ku tidak bisa just go with the flow, i should know where this is gonna end, with all the consequences and risks. and yes, i have been preparing, everything since long ago.

sekali lagi, pernikahan bagi gue sebuah bahtera besar yang bakal lo jalanin seumur hidup. pastikan nahkodanya kudu orang yang kuat dan yang baik. kalau dulusih gue mikirnya asal gue sayang, ill do anything for you. gapapa gue yang jadi tulang punggung asal aku yang jadi tulang rusukmu BHAHAHAHK. agak agak bego sih. yatapi namanya proses kan ya.

sampai di fase ini, gue jadi mellow tiada tara. 22 tahun. gada sih menurut gue usia yang terlalu muda atau terlalu tua untuk memulai pernikahan. tapi gue jadi berpikir sama Allah, kayaknya emang gue ditakdirin jadi multitasking seumur hidup. koas, s2, dan nikah. meskipun tahun depan insyaaAllah gue sisa bayar hutang 2 bagian+thesis. tapi gue yakin Allah lagi nyiapin skenario terbaiknya buat gue.

yagitu
Share: