R I N D U. 5 kata yang tak dapat dideskripsikan dengan kata-kata. Istilahnya more than words lah. Suatu perasaan yang bisa saja pada saat kelahiran pertamanya membuncah begitu saja. hingga meninggalkan keping-keping rasa yang tak tersampaikan.
Demikian halnya dengan saya. Hari ini. tepat hari ini saya pergi ke ibtidaiyah. Mengambil ijazah. Ituloh, yang pernah saya ceritakan. Kalau sampai detik kemarin saya belum mengambil ijazah. Itulah penjejakkan kaki pertama saya setelah 4kali puasa 4kali lebaran, yang nda pulang2. Hahaha. Samaan sama bang toyib yaaa....
Pertama, ada sedikit ketakutan yang tersirat di wajah saya. Degdegan. Gugup. Grogi. Pingsan *lebay! hahaha. Intinya saya nda siap. Saya nda siap lagi buat dimarahi atau disindir tentang kehadiran pertama saya lagi dalam 4 tahun terakhir.
Awalnya saya turun-masih memakai baju SMA-saya langsung menyalimi mereka berdua. Ya, beliau dan beliau. Siapa lagi kalau bukan guru yang saya rindu. Tepat sekali! saya datang di hari yang tepat. Tidak ada ustadzah yang sering menyindir. Tukang sindir lah. hahaha, yang ada hanya ustadzah mardhiyyah dan ustadz Fahrudin. Senyum kebahagian bahkan butiran kristal sudah menghiasi wajah saya ketika melihat mereka.
Mereka awalnya sedikit kaget melihat kedatangan saya yang tiba-tiba. apalagi dengan memakai baju SMA seperti ini. saya hanya cukup ketawa-ketiwi lah. Ehya, awalnya juga .. hanya ustadzah mardhiyyah yang mengenali saya. sedangkan ustadz favorite sekaligus ustadz yang agak tegas itu tidak mengenali saya sama sekali lagi-_-' yah akhirnya mau tidak mau saya meyakinkan ustadz fahrudin untuk mengenal saya kembali.
"Ustadz te kenal lagi"
"Ais ustadz -_-' itu ustadz eh. yang saya punya ade dulu dan"
"ustadz lupa"
"ingat2 ulang ustadz. ayolaaaaaaaaah" paksa saya kepada ustadz fahrudin
"Oooh, yang tinggal diponegoro itu kan?"
"Iyeee hihi. ustadz sudah ingat toh?"
Kemudian saya memasuki kantor. Cukup berbeda memang. Hanya 5 ustadz/ustadzah-lama yang masih bertahan disini. Mereka tetap mengabdikan diri mereka dalam bangunan ini, bangunan yang entah sudah puluhan bahkan mungkin ratusan tahun umurnya.
Awalnya saya bahagia sekali. Ketawa-ketiwi bahkan sempat menanyakan berbagai pertanyaan ttg kawan-kawan lama saya dulu. ternyata sebagian besar dari mereka belum mengambil ijazah lhooo. Hahaha ada juga temanku dan.
Wajah ustadzah mardhiyyah masih sama. masih seteduh itu. Masih se-penyayang itu. terus terang saya rindu terhadap sosok yang satu ini. Beliau lebih banyak mengajarkan saya tentang memaknai hidup. Bahkan dibanding SD, saya lebih merindui sosok-sosok yang meneduhkan hati ini. saya rinduuuuuu sekaliiii!!!
awalnya, saking yah begitulah. saya mengambil cap 3 jari lalu membenamkan jari saya ke cairan jernih tinta itu-yang berwarna keungu-unguan- hahahaha. Ustadz fahrudin kembali memarahi saya. saya tidak peduli lagi. Saya bahkan tidak berkeringat dingin lagi. Karena justru inilah yang saya rindu. Rindu sekali dimarah-marah begini. rindu sekali diceramahi begini. intinya jika boleh, saya hanya mau dimarahi terus kalau begini =D
"Oh .. jadi kalau ba cap tiga jari itu harus pake tangan kiri ustadz? ohahahaha" saya tertawa serenyah mungkin. saya hanya ... hanya mengekspresikan kebahagiaan saya itu dari tawaku sendiri. saya tidak tertawa untuk cap 3 jari itu. melainkan ekspresi kebahagiaan saya ketika bisa dimarahi lagi seperti ini :D
Pada awalnya setelah kembali membenamkan 3 jari kiri saya dalam tinta2 itu. Jantung saya kembali berdegup kencang. ustadzah mardhiyyah dan ustadz fahrudin kembali memarahi saya yang berkuku panjang. Hahaha, itu hobby saya sejak SD. entah mereka masih mengenali atau tidak yang jelas iya. Itu hobby saya.
Seperti kebiasaan SD saya. kebiasaan ibtidaiyah lebih tepatnya. Ustadz Fahrudin kembali mengutik jari saya. Hahahaha. saya bahkan meminta untuk dikutik lagi. Karena jelas-jelas saya rindu. saya rindu mereka :')
Jantung saya kembali berdegup kencang. Saya tidak pernah merasa se-bahagia ini sebelumnya. Jatuh cinta pun rasanya tidak begini! sweaaar! ustadzh fahrudin kembali memegangi tangan saya, lalu mengucap bismillahirrahmanirrahim sebagai cap 3 jari saya di ijazah tersebut. Tubuh saya bergetar, butiran kristal kembali menumpuk di pelupuk mata saya. SAYA BAHAGIAAAA SEKALIIII!!!!!!
Kalian tahu? Sesampainya dirumah saya membenamkan diri pada tempat tidur saya. Saya menangis sejadi-jadinya. ada part yang saya tidak bisa ceritakan disini. Intinya saya sedih sekali. saya marah sama diriku sendiriii!!! kenapa saya nda sadar kah? intinya subhanallah saja. Bahkan dalam keadaan seperti ini, mereka kembali mengajari saya. Bagaimana kalau misalnya mereka kembali mengajari saya lagi? :"
Saya jadi ingat kalau saya kadang lupa membaca bismillah saat melakukan sesuatu. Saya sering makan berdiri. Saya sering marah. Saya sering melalaikan pesan-pesan ustadz dan ustadzah saya. Then i cried. yes i cried a lot!!!
Ibtidaiyah <3 Makasih sudah menuntun saya. sudah membekali saya sedikit ilmu agama yang bisa saya bawa suatu saat nanti. makasih :"
0 komentar:
Posting Komentar