Kamis, 11 Mei 2017

LK 2 (1)

Jadi ceritanya sekarang gue megang 3 organisasi sekaligus yang bikin gue napas aja susah. Tidur aja syukur. Ketawa aja pengen nangis. Sehari, seminggu, sebulan dan bulan bulan berikutnya gue padat dan gue gatau bahkan gabisa ngebayangin kehidupan gue selanjutnya bagaimana.

Intermezo gue kali ini lumayan singkat. Jadi setelah serangkaian kepadatan jadwal gue tadi sore (5517), gue diajak sekaligus dituntut untuk mengikuti lk2, sejenis pelatihan organisasi tingkat menengah sama temen gue sendiri, budi. Gue yang padat banget biar napas aja susah akhirnya meng-iyakan, walaupun gue ujian blok hari rabu tetep gue iya-in daripada gue dihantui di bulan-bulan berikutnya sama kegiatan ini.

Di hari pertama screening, gue discreening sama cowok dari PDU, gue manggilnya kakak entah karena gue merasa sok muda gitu. Agresif banget lah orangnya, yang bikin gue kesel dia minta gue harus tau sedetail-detailnya mengenai kemahasiswaan, walaupun searching sekalipun. Dan akhirnya gue dipantul! Sungguh tidak terhormat-_- and well, gue seneng sama dia ya karena selama screening gue disediain air sebotol, disediain makanan, disediain kopi lagi. Berkah banget hidup gue bro. walaupun at the end gue kesel banget lagi dan lagi karena beliau ternyata angkatan 2015 dan akselerasi! Hft. At the end, screening gue selese jam setengah 1 malam. EMPAT JAM BRO. kak baso, kak topan, akbar dan budi yang nungguin gue udah kesel kebangetan sama screener gue. “Budi aja selesainya sejam lebih” yaudah, yang penting selesai kan.

Di hari kedua, gue discreening sama orang yang belakangan gue tau mantan ketua bem fk periode 4 tahun yang lalu. Dia koas. Pembawaannya tenang, dan mukanya mirip dosen gue. Kalau di screening sebelumnya gue harus tau sedetail-detailnya,  di screener ini enggak sama sekali. Kalau nggak tau gue didiemin aja, terus lanjut lagi. 

Btw… gue kagum sama orang ini. Pembawaannya tenang, dan gue melihat sudut pandang yang sangat-sangat berbeda diantara kita. Gue berdebat or arguing dengan pikiran yang tenang pula loh jadinya. Tapi, satu yang bikin gue tersentak dan sedikit kesel malam itu saat ternyata beliau ngebaca gue secara keseluruhan, apa ya… sejenis nebak kepribadian gue “kamu tuh saya liat daritadi sebagai orang yang terlalu EKSISTENSIALIS. Sangat berbanding terbalik dengan saya yang mengutamakan pemikiran substansialis” gue yang nunjukkin raut kesel dan wajah ekspresif yang gampang banget berubah selalu disambut sama tertawaannya yang menurut gue penuh wibawa juga. #salfoknih

Pembahasan malam itu luas banget menurut gue. Dia nyinggung segala hal yang gue singgung, kepemimpinan, feminism, politik bahkan keilmuan sekalipun. Satu hal yang gue suka dari malam itu, ternyata ada orang yang emang gak suka sama tipe kepemimpinan di zaman sekarang yang blusukan. Kata beliau “rakyat gak bakalan mandiri kalau blusukan secara terus menerus. Mereka bakal berharap dan terus berharap” gue terkesima dengan pernyataan ini sebagai orang yang sangat sangat pro Jokowi dan pro Ahok. Namun di lain sisi dia sangat pro Anies dengan alasan “mencerdaskan kehidupan bangsa” gue dengan serentetan argument gue, dan dia tetep dengan serangkaian argumen dia. so far, he is adorable like so much.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar