Intermezo gue kali ini lumayan singkat. Jadi setelah
serangkaian kepadatan jadwal gue tadi sore (5517), gue diajak sekaligus
dituntut untuk mengikuti lk2, sejenis pelatihan organisasi tingkat menengah
sama temen gue sendiri, budi. Gue yang padat banget biar napas aja susah
akhirnya meng-iyakan, walaupun gue ujian blok hari rabu tetep gue iya-in
daripada gue dihantui di bulan-bulan berikutnya sama kegiatan ini.
Di hari pertama screening, gue discreening sama cowok dari
PDU, gue manggilnya kakak entah karena gue merasa sok muda gitu. Agresif banget
lah orangnya, yang bikin gue kesel dia minta gue harus tau sedetail-detailnya
mengenai kemahasiswaan, walaupun searching sekalipun. Dan akhirnya gue
dipantul! Sungguh tidak terhormat-_- and well, gue seneng sama dia ya karena
selama screening gue disediain air sebotol, disediain makanan, disediain kopi
lagi. Berkah banget hidup gue bro. walaupun at the end gue kesel banget lagi
dan lagi karena beliau ternyata angkatan 2015 dan akselerasi! Hft. At the end,
screening gue selese jam setengah 1 malam. EMPAT JAM BRO. kak baso, kak topan,
akbar dan budi yang nungguin gue udah kesel kebangetan sama screener gue. “Budi
aja selesainya sejam lebih” yaudah, yang penting selesai kan.
Di hari kedua, gue discreening sama orang yang belakangan
gue tau mantan ketua bem fk periode 4 tahun yang lalu. Dia koas. Pembawaannya
tenang, dan mukanya mirip dosen gue. Kalau di screening sebelumnya gue harus
tau sedetail-detailnya, di screener ini
enggak sama sekali. Kalau nggak tau gue didiemin aja, terus lanjut lagi.
Btw… gue kagum sama orang ini. Pembawaannya tenang, dan gue
melihat sudut pandang yang sangat-sangat berbeda diantara kita. Gue berdebat or
arguing dengan pikiran yang tenang pula loh jadinya. Tapi, satu yang bikin gue
tersentak dan sedikit kesel malam itu saat ternyata beliau ngebaca gue secara
keseluruhan, apa ya… sejenis nebak kepribadian gue “kamu tuh saya liat daritadi
sebagai orang yang terlalu EKSISTENSIALIS. Sangat berbanding terbalik dengan
saya yang mengutamakan pemikiran substansialis” gue yang nunjukkin raut kesel
dan wajah ekspresif yang gampang banget berubah selalu disambut sama
tertawaannya yang menurut gue penuh wibawa juga. #salfoknih
Pembahasan malam itu luas banget menurut gue. Dia nyinggung
segala hal yang gue singgung, kepemimpinan, feminism, politik bahkan keilmuan
sekalipun. Satu hal yang gue suka dari malam itu, ternyata ada orang yang emang
gak suka sama tipe kepemimpinan di zaman sekarang yang blusukan. Kata beliau
“rakyat gak bakalan mandiri kalau blusukan secara terus menerus. Mereka bakal
berharap dan terus berharap” gue terkesima dengan pernyataan ini sebagai orang
yang sangat sangat pro Jokowi dan pro Ahok. Namun di lain sisi dia sangat pro
Anies dengan alasan “mencerdaskan kehidupan bangsa” gue dengan serentetan
argument gue, dan dia tetep dengan serangkaian argumen dia. so far, he is
adorable like so much.
0 komentar:
Posting Komentar