Seminggu yang
lalu.. gue sempat terkesima dengan pembahasan dosen magister gue soal newest
invention from USA, stating that we were actually has been genetically
engineered. DNA kita udah dikonstruksi sedemikian rupa, dan sedetail mungkin. Semua
cerita hidup kita ada dalam DNA kita dan mereka menemukan alat untuk mendeteksi
itu. Karena berbasis kesehatan, maka penekanannya ke kesehatan juga. Jadi semua
penyakit yang akan lo derita bakalan bisa terprediksi sejak lo masi jadi fetus
guys.. bahkan usianya pun sudah bisa terdeteksi. Misal nih, lo bakal derita
penyakit DM di usia 40 tahun, dan itu sebenarnya bisa dikonstruksi kembali
melalui serangkaian pengkodean genetik. Hebat gasih ini:”)
Point dari
penulisan gue adalah.. gue terkesima aja sama statement yang nyatain bahwa takdir
itu memang ada. Lauhul mahfudz itu emang bener ada. Tetapi mereka mendefinisikan
lauhul mahfudz melalui gen. Dosen gue bilang, bahkan kita terkumpul di tempat
ini, di ruang perkuliahan ini sudah dikonstruksi sebaik mungkin dan ditakdirkan
sama Allah. Ini seperti, ada gaya magnet dalam DNA kita yang akan saling
mempertemukan kita dengan orang lain dalam waktu dan kondisi yang sudah
ditentukan juga.
Maafin gue yang rada
melankolis ini. Pernah gasih kalian berpikir untuk semua kemungkinan, beribu
ribu kemungkinan di dunia ini dan ternyata terjadi satu kemungkinan dan untuk “menenangkan
diri” kalian memercayai bahwa itu adalah takdir? Atau hanya sebuah kebetulan?
Lantas gue
berpikir mengenai teman-teman KKN gue. What if gue ngatur penempatan gue, what
if ada seseorang yang hampir bgt gajadi ambil kkn profesi kemarin, atau ada
yang daftar jenis kkn lain, mungkin aja gaada cerita kkn gue yang seseru
kemarin.
Long story
short.. gue jadi ingat kalau sebenernya saat ruh kita ditiupin pertama kali ke
dunia, kita udah menyepakati segala hal, segala takdir kita di dunia ini. We have
alrd sign a beautiful contract, that we have been actually engineered, right
from the start.