Kamis, 05 September 2019

Sia

saya menulis ini saat sedang dalam beristirahat dalam rentetan perjalanan ini. ini seperti saya sedang mengelilingi labirin yang dikelilingi pintu pintu terbuka yang tidak ingin saya masukki sejak awal. Meskipun, pada pintu ke sekian yang saya lewati.. rasanya ada gaya magnet yang menarik saya ke dalam titik persinggahan yang ternyata ada kamu di dalamnya. 

begitu lihainya kamu merasuki saya dan segala pikiranku. dalam hitungan detik, tidak terhitung berapa bagian dari kamu yang berhasil menutupi semua celahku, membuat saya menjadi perempuan paling beruntung di dalam pikiran saya. masih teringat jelas beberapa kali kamu menyalakan lampu harapan meski kadangkala ia redup. beberapa kali saya tidur tenggelam dalam pangkuan citamu yang begitu erat hingga saya terlampau percaya. sebab sudah lama rasanya saya tidak membenamkan diri pada perasaan seperti ini lagi, sebab sudah lama saya belum pernah dipertemukan dengan orang seperti kamu, lagi.

sampai pada akhirnya saya pulang. saya terpaksa pulang karena jiwaku sudah kadaluarsa menelusuri pikiranmu, katamu. saya kembali, menelusuri labirin yang lain. beberapa kali saya melewati pintumu, sesekali mengetuk, beberapa kali mengintip, sekian kali mengendap endap mencoba masuk kembali. Namun setiap kali saya melewati titik persinggahan milikmu, ini seperti saya sedang mencoba mendobrak paksa pintumu yang sudah membatu untuk saya masukki. saya lupa, bahwa tuhan pernah menyebut kita ini sia-sia.
x
Share:

0 komentar:

Posting Komentar