Rabu, 13 Maret 2024

Membangun Cinta

Satu hal yang selama ini begitu berat dan tertahan untuk gue ceritain di blog ini yakni, lika liku pernikahan. Kadang, gue begitu iri pada orang orang yang menikah bermodal cinta. Jelas berbeda dengan gue yang nikah dengan modal komitmen. Benar mungkin komitmen nomer 1 dalam pernikahan. Ibarat sebuah mobil, cinta lah bahan bakarnya. Komitmen rodanya. Jadi ya menurut gue cinta itu energi wkwk.

Dalam mengawali pernikahan, banyak hal yang susah payah harus dibangun. Membangun finansial, membangun karir, parenting and communication model, dan membangun rumah tangga itu sendiri. Di pernikahan yang bisa dibilang dijodohin ini, gue ketambahan pekerjaan untuk membangun cinta dari titik nol. Di saat rumah tangga lain main was wus aja setelah nikah, gue harus bersusah payah lagi untuk membangun cinta itu sendiri.


Yaaa kenapa diterima kemarin?

Karena kriterianya memenuhi kriteria gue. Pilihan yang disuguhkan kemarin sangat ringan karena both of side setuju. Gue pemilih banget dalam jatuh cinta, jadi gue pikir saat itu gue bakal lama lagi untuk terima orang baru dalam hidup gue. dan untuk lembaran lama, banyak faktor penyulit untuk kembali lagi.


Membangun cinta itu sulit. Memanipulasi perasaan hingga dan mencari cari hal yang ingin kita cintai. Nilai positifnya menikah dengan komitmen ya kita hidup dengan banyak penerimaan atas satu sama lain, kemudian terkesima sama kelebihan masing masing.


Proses membangun cinta ini juga penuh lika liku and it takes years. Penyesuaian dan kalibrasi itu sulit banget. Kadang bertaruh harga diri untuk mempertahankan pernikahan. Tidak jarang gue yang minta maaf lebih dulu. Meanwhile you know gue tipe orang yang, harga diri ya harga mati banget.


Apalagi persoalan love language. Ku tipe yang word of affirmation, physical touch and quality time sedangkan dosky act of service yang buat gue sometimes blind gabisa catch his love language. and it was stressing thinking maybe we might not be in love.


Perlahan love language gue bergeser menyesuaikan, dia pun. Kita akhirnya berada di titik temu dan sampai hari ini banyak heartwarming moment yang bikin gue amazed, meskipun tidak jarang juga gue masih kesal akan banyak hal. It makes me think that i dont think that i would act the same being with someone else. Gue ga akan sedewasa sekarang dalam menyikapi berbagai hal. Pendewasaan diri setelah menikah luar biasa hebatnya ya ternyata.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar