Rabu, 23 Oktober 2013

Move out.


Benar kata Raditya Dika dalam salah satu bukunya, pindah-pindah rumah itu seperti baru putus.

Banyak memori yang harus dipaksa untuk dilupakan.

Tidak sedikit canda, tawa, sedih, amarah yang pernah dibiaskan. yang pada akhirnya hanya harus dibiarkan mengambang dalam ingatan. memori.

Tepat di detik terakhir kaki berdiri. air mata tidak berhenti mengalir. mataku seolah tak mau melepaskan pandangan, mata sembab ini kembali mereka-reka tentang tawa apa saja yang berhasil melebur disana. kembali mencari sisa-sisa kenangan yang bisa diselamatkan.

"Kadang kita rela untuk pindah, kadang kita dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita sayang, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama : kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong."
 
Rumah, saksi mutlak dimana semua senyuman dan air mata pernah dibiaskan.. kami pergi. benar-benar pergi. bukan pergi untuk kembali. tetapi pergi ke tempat yang lebih baik, mencoba menata hidup di tempat baru lagi. tak ada kata yang layak untuk diucapkan selain terima kasih atas semua kenangan. semua memori yang berhasil tercipta. terima kasih sudah mau menjadi saksi semua canda dan tawa. amarah dan kesedihan. iloveyou, and always will :")
Share:

0 komentar:

Posting Komentar