Kamis, 30 November 2017

Cari Aku

Jika suatu saat tidak kau temukan kata kita dalam sajak-sajak tua ini,
cari aku di sisa-sisa ingatanmu yang menguap karena jarak.
cari aku di gumaman orang-orang banyak.
cari saja aku pada setiap titik yang diselubungi koma.

Cari aku pada setiap ruang-ruang kosong di awal sajak ini.
Cari aku pada deburan tawa yang telah dikubur oleh lautan.
Cari aku di sela-sela suara doa yang menjuntang menghantuimu setiap hari, barangkali itu titah suaraku yang terpendam bertahun-tahun.

Bungkam saja rindumu, Usah kau cari aku.

#Moodmalam-malam


Share:

Sabtu, 18 November 2017

History repeats,

Today i was having a big heart attack, but this feels like repetitive condition. It was exactly the same date when i felt i supposed to win on a competition but right on the same date it happened, just like history repeats (ttg idealisme dan kawanannya)
Berangkat dari latar belakang, karya tulis pertama gue yang tembus adalah tulisan ke 4 yang gue submit. Selepas dari itu, karya tulis ke 6 gue tembus sampai tahap 3 (gue cukup bangga karena ini program dikti, dan dari 4ribu proposal yang disubmit, gue masuk 400 besar se nasional), dan butuh so much effort buat arrive disini. Gue tembus jadi finalis (lagi) di tulisan ke 10, mengenai literature review or sebuah gagasan dimana gue introducing sebuah metode untuk meregenerasi gigi dengan memanipulasi pergerakan sel (jadi gigi lo kalau lubang bisa tumbuh lagi kalau pakai bahan ini) namanya litrev tentu penelitian orang lain ya kan, tapi tugas gue adalah mereview dan mengkaji sejauh mana keefektifannya.

Tepat tadi siang gue jadi peserta terakhir dengan segala optimisme yang gue bangun. So sure, i do believe everyone paid their attentions to me karena the room was so silent. Gue present ideas dengan 2 anggota gue lainnya dgn sedikit kacau but control-able. Sampai di komentarpun, ada beberapa hal yang memang disoroti namun semuanya dapat aman terkendali. Bahkan tiba saatnya ketika direktur RSGM menanggapi dan bahkan kata-katanya yang keluar yakni “ah...mungkin kita kira sudah jelas siapa nilainya yang bagus kayaknya ini, ya prof” hati gue sedikit tersenyum dan gue sok sok tenang saat di depan. Sampai turun ke arah peserta, gue bahagia.

Namun ternyata saat pengumuman, semua bergeser dari ekspektasi. Gue coba sok bahagia dengan salaman dengan delegasi yang menang, tapi temen2 panitia mereka seolah baca hati gue. Hhhh kalau bisa gue nangis di tempat gue nangis wkwkwk, lemah ya K yang gakalah sedih saat gue jabat tangan sama direktur rumah sakit, dan beliau seketika berhenti dan senyum ke gue “tadi bagus banget loh. Oke banget” gue hanya tersenyum sedih *ahahaha* dan juga langsung membalas dgn jempol juga wkwk. Dan yang paling ga kalah sedih, banyak orang meluk gue dan bilang “tadi keren kok. Tapi mungkin belum rezeki ya” gue gatau lagi harus ngomong apa, subjektifitas dan objektifitas juri itu berbeda-beda. Gue sedih pake banget guys, mungkin gue salah karena gue ga banyak usaha, ga banyak doa, ga inget Allah banyak-banyak. Tapi entah kenapa gue seperti tertampar keras-keras, dan gue kalau sedih pengen ngurung diri.

Gue bukan orang yang suka nyerah, tapi susah loh ya ketika lo udah hancur tapi berusaha ngumpulin serpihan nyawa lo lagi. Gue gatau niat gue yang bergeser atau gimana, padahal gue udah komitmen buat ikut lomba untuk proses upgrading diri (wkwk yakali entar gue jadi peneliti) tapi somehow piala dan money oriented gabisa dihindari.

Winda sedih yaaAllah, Winda minta maaf.
Share:

Kamis, 09 November 2017

Cukup Satu Kejadian (2)

Instead of kejadian-kejadian ghoib, akhir-akhir ini gue lebih sering terlibat dalam kejadian-kejadian emosional. udah lama ya gue gak coba ngelawak dalam blog ini, hidup gue mendadak jadi serba serius di dunia perkuliahan uhumT^T

Entah kenapa gue lumayan sering dibersamakan dalam suatu event yang buat gue deket, tapi semua hal yang terjadi di depan prognosisnya masih questionable. contohnya kemarin gue sempet jadi volunteer sebagai tutor basic learning se-unhas. dan gue dipertemukan sama 40an adik-adik dari semua fakultas yang kemudian dikumpul dalam suatu ruangan untuk menerima materi selama 6 minggu. Gue kenal dan sharing banyak sama dosen-dosen dari fakultas lain yang sempat masuk, dan 3 diantaranya yang paling membekas dosen dari teknik pertambangan, beliau sharing soal s3nya di malaysia, sharing mengenai kehidupan tekniknya, soal agama dan usaha-usaha yang mesti dilakukan dalam hidup. Ada juga bu nursaadah dari sastra inggris yang penyayang dan cerewetnya minta ampun yang buat gue nyaman easily. Lain lagi halnya dengan pak amir dari ekonomi yang kita sama-sama capek nanganin maba yang kemasukan yang bikin gue ngalamin kehidupan supranatural di bawah alam sadar ngelawan kekuatan batin gue *gue ga minta digampar*we got bonded easily.

Gue masih inget ketika gue pertama kalinya lihat dan pegang orang kemasukan secara live!pening gue kalau inget lagi. gue bicara sama jinnya bro!entah karena dia si jin tertarik sama gue atau gimana, gue bujuk jinnya supaya keluar, nanya-nanya motif jin masuk ke tubuh si adek, gue udah kayak kantor polisi aja btwT.T hati gue rasanya pengen nangis ketika liat si adik teriak dan ketawa, terus denger suara ayam berkokok yang bikin gue merinding tiada tara. and since then, setelah 1 jam penyembuhan *ini kesannya gue kayak dukun beranak* si adik...jadi deket sama gue walopun gue kadang rasa merinding gue ga bisa hilang:|

Lain lagi ceritanya ketika gue jadi LO untuk universitas lain. gue jadi deket sama anak untad, mas barok dari its, ulfa dari ugm, dan trio elmumu dari UNS. Gue sharing soal kehidupan gue dan mereka juga sharing soal kehidupan mereka yang buat gue seeing another's perspective. I adore them much. gue inget bgt saat si mutia yang gapernah nyusahin, yang baik baik banget, yang selalu bahagia everywhere everytime 24/7 lompat kegirangan dan meluk gue saat di pantai losari. "mbak aku seneng loh kesini, ini pertama kalinya aku keluar pulau jawa!" entah kenapa gue tanggapin dengan sangat emosional juga, which means gue turut berbahagia karena ikutan seneng bisa beri kebahagiaan di orang-orang banyak.

Belum lagi untad yang nyusahinnya minta ampun. Otherwise mereka jadi kakak yang baik buat gue, delegasi paling rempong dan banyak maunya tapi caringnya kebangetan juga. Gue minta tissue dan beli apapun mau wkwkwk, mereka main and being so nambongo ketika lagi di rotterdam dan akhirnya gue kalah taruhan dan harus traktir cotoT---T kempes dompet gue. Oh iya, mas barok dari its yang malem-malem kesakitan karena sakit gigi. Gue nyaranin beberapa obat, dan dia sempet curhat selalu sikat gigi dan kumur betadine. Kita sharing soal keilmuan kita masing-masing, dan orangnya super seru hahahaha. gue masih inget ketika di rotterdam masnya bilang "kak windaa.. dokter ga boleh takut panas loh. panas kan sehat" yaudah si mas barok lanjut berantem lagi sama anak untad.

Beberapa julukan seperti duo serigala, miyabi syariah, tante heboh kita lemparin satu sama lain. makan bareng, tidurnya juga hampir bareng, daan di waktu pulang mereka pada ajarin gue lagi rabi apaan gitu namanya. yang buat gue terkesan bego-_-' gue seneng loh guys, sekaligus baper juga apalagi pada saat perpisahan gue hampir nangis, kita pelukan bareng, dan diiringi sama lagu dari the rain-jabat erat. L-E-N-G-K-A-P!
Share:

Sabtu, 04 November 2017

Wondering

Sejak kecil gue hanya punya satu cita-cita yakni Jadi orang baik. Titik, ga pake koma. Gue bercita-cita seperti itu karena gue dibesarin di lingkungan yang gak seideal bagaimana paradigma pemikiran gue dibentuk. Entah kenapa kriteria idealisme gue terlampau sempurna, sehingga gue cepat kecewa ketika segala hal gak sesuai ekspektasi gue. gue masih inget ketika gue bilang sama ibu saat berumur 5 tahun, "ibu saya mau jadi pembantu saja kalau besar. bantu bantu orang" dan ibu gue seketika langsung marah dan gue balesnya nyengir doang.

No one's immune from life's tragic tragedy.
Masih jelas di ingatan gue saat gue kecil rumah gue dilemparin batu sama tetangga yang buat semua kaca jendela rumah gue pecah. Gue masih ingat bener saat ayah selesai dari jabatannya karena permainan politik keluarga gue sendiri. Gue masih inget ketika tante gue marah besar hanya karena gue komentarin bajunya yang kusam. Gue inget kok, saat gue kecelakaan di tengah pandangan gue yang berkunang-kunang.. dalam keadaan setengah sadar malam itu gue minta maaf ke om yang gue tabrak meski gue yang apa apa, mereka gak kenapa kenapa. Gue masih inget segala naik turun yang dialami keluarga gue, bahkan sampai gue berdiri di titik ini.

Gue suka heran sama people nowadays yang bersikap rude tanpa perasaan. yang gak merhatiin kata-kata sebelum mereka bicara. yang selalu marah tanpa minta penjelasan terlebih dahulu, yang selalu merasa sok benar, yang selalu mau jatuhin orang padahal derajat mereka gak bakalan otomatis jadi naik kalau jatuhin orang, yang gak pernah berusaha nutupin kekurangan satu sama lain, yang selalu mencaci kekurangan orang.. bahkan gue selalu wonder kenapasih orang-orang ga selalu menitikberatkan kekurangan orang secara fisik misalnya,padahal mereka gak pernah bisa ngatur hal sekompleks itu. misalnya, ketika orang punya rambut keriting, badan gempal, kulit hitam, mereka ga sadar meski dalam bentuk seperti itu, nyatanya itu anugerah bagi sebagian orang.

Sampai detik ini, sifat peragu dalam diri gue masih melekat erat. Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue ga pernah percaya orang sampe detik ini. Even my own self. dan gue jamin ga pernah ada orang yang tau gue secara mendetail, even kedua orang tua gue. makanya mungkin suatu saat nanti gue pengen punya psychologist pribadi yang nulis segala catatan hidup gue, biar orang bisa banyak banyak belajar *emang gue siapa:")wkwk*

Nah inti dari entri gue sebenernya disini. di kehidupan kampus gue berusaha bersifat ideal, dengan berusaha gakbaper dengan keadaan, dengan bersikap baik, bersifat sebagai a healer, someone who could  be counted, when you need help. Tapi di satu sisi, gue takut... gue justru dimanfaatin sama orang-orang. just like, minta jawaban. hal sekecil itu tapi gue gapernah ngeluh saat mereka minta jawaban, for these past 5 semesters that i have been passed, i wonder if they would do the same to me someday. Disini gue ga bicara soal cost fallacy seperti kata buku the art of thinking clearly. tapi gue gak pernah coba dan gak niat buat nyoba, atau ngetes those people. gue masih terlalu takut untuk menggantungkan harap di orang-orang, karena gue yakin mereka ga bakalan lakukan hal yang sama ke gue. Justru for some people yang gue jarang berinteraksi, gue bisa screen mereka bakalan tulus bantuin gue apa adanya. sekian curcol gue siang ini, makasih udah bacaa wkwkwk
Share:

Rabu, 01 November 2017

Cukup Satu Kejadian

Hellooooo fuhfuh akhirnya gue balik lagi.. jadi akhir akhir ini gue sibuk super duper elah. Sebulan kemarin, senin-minggu, bohong kalau gue gak pulang di bawah jam enam sore. Malahan kemarin gue sempat pulang jam 1 subuh, jam 8 nya balik lagi selama 3 hari berturut-turut dan sekarang gue lagi dikejar deadline hummT-T ngeluh mulu nih

Hmmm!jadi, kemarin gue balik lagi ke ukm setelah sebelumnya gue sempat vakum. di event besar kemarin gue sempat baper, jujur gue juga sempat sedih.. ya karena bertemu seseorang tapi kok rasanya hampa. Cielah. aktifnya gue kembali ke ukm bukan karena alasan spesifik kok, lebih ke karena gue merasa masih less-contributive. Gue masih inget bener cerita ke kalian melalui blog ini dengan menggebu-gebu, perjuangin buat masuk ukm yang gue idem-idemin sejak dari maba. tapi kok ternyata, pas udah masuk gue lepasin gitu aja, im so far from that way, that prinsip btw hehehe.

Gue orang yang bukan easily lepasin sesuatu yang udah gue pegang kuat. dan kali ini gue jadi LO, awalnya gue pegang ipb, eh ternyata si doi ngundurin diri dan ujung ujungnya gue dapetnya untad juga hahahaha aduh maafin gue jayus. nah pas hari H agak awkward gitu...dan pas hari kedua, ternyata LO yang lain banyak yang gak dateng dan gue yang masih merasa asing, hanya karena memegang teguh tanggung jawab gue maksa diri gue yang super gaknyaman sama some people, apalagi people yang cerewet tapi istilahnya "dia diaji saja", jujur gue ga sanggup tapi disanggupin.

pas istirahat... entah kenapa gue punya naluri pengen nyapa anak UNS yang lagi sendirian gak ada LO. sebelumnya mereka sempat nitip makanan mereka karena mau nunda makan dulu katanya, lagi nahan gugup mau presentasi. Eh ternyata... pas gue sapa mereka super duper seru banget, anak ekonomi, dan semuanya adalah perempuan yang bisa gue jamin agamanya, adorable in their ways. Diantara mereka bertiga, gue paling deket sama mutia bcs doi orangnya extrovert bgt dan suka ngelawak. Baik dan super welcome bgt yang bikin gue seketika merasa nyaman sama orang baru, dan juga ada mbak mufidah sama el, baik juga koooook!<3

Keesokan harinya gue field-trip dan dampingin anak untad yang rempongnya minta ampun. semuanya anak daerah, bukan asli palu sih tapi apa ya..kamseupay hahahaha. gue merasa bukan lagi jadi LO tapi mereka yang lagi LO-in gue karena mereka delegasi yang super rempong dan banyak maunya, paling cerewet... eh tapi caring banget deng! maybe karena gue lebih adik kali ya. entah kenapa setiap kali gue capek ga pengen dateng, gue selalu keinget sama mereka lagi. ibu dan ayah selalu ngajarin gue untuk bersikap agar kita bakalan diinget sama orang.

"lakukan sesuatu yang bikin orang bakalan ingat sama kita" makanya judul entri gue kali ini cukup satu kejadian. Di pantai losari, kita shalat jamaah dan lesehan makan siang bareng di tengah terik yang menyengat. Gue sharing soal kehidupan kampus gue dan mereka juga sharing soal kehidupan kampus mereka di solo dan palu. Rupanya si rombongan uns lagi ngenyam pendidikan d3 disana. Lo ternyata gak bisa judge the book by its cover.. kadang gue pengen nanya sih, kenapa mau ngambil d3, kenapa gak s1. tapi lo diciptakan berbeda-beda untuk dapat menghargai perbedaan itu, bukan melakukan pembedaan, jadi gue bungkam lagi mulut gue:|


Share: