Minggu, 17 Juni 2012

Ka dini....

    Masih teringat akan tetes air mata itu. Iya, tetes air mata yang membasahi pipinya. Lalu jatuh dengan manis di jilbab abu-abu manisnya     Sebuah tetes air mata perpisahan. Tetes air mata yang menunjukkan berjuta kesedihan. Tetes air mata yang menimbulkan sesak. Tetes air mata yang akan menimbulkan rindu yang begitu menyakitkan.

    Diakhiri sebuah pelukan, Diakhiri sebuah foto bersama, Diakhiri dengan berpegangan tangan. Ia akhirnya pergi memasukki ruang tunggu. Kamipun menunggunya untuk pergi meninggalkan kami. Dia berjalan menuju pesawat.... Satu detik. dua detik. tiga detik. Bak terjebak di tengah jaring-jaring kepedihan, Kami memandangnya dengan penuh sesak. Rasa tidak percaya itu kembali menghantui kami. Kadins akhirnya benar-benar berpindah ke Pekanbaru.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar